Indah widias wanti

Rabu, 16 Juni 2010

Tarot,melihat Dinamika kepribadian

Disampaikan pada workshop HYPNOSIS & TAROT pada event INDONESIA HYPNOSIS SUMMIT (IHS) 2010. Hotel Oasis Amir Jakarta, 13 Juni 2010 oleh Hisyam A Fachri



Masih banyak orang yang menganggap Tarot sebagai hal yang mistik atau berkaitan dengan supranatural. Seringkali orang mengkaitkan Tarot dengan meramal masa depan. Dan tidak sedikit orang yang menganggap Tarot sebagai hal yang tidak ilmiah, hanya permainan, tidak bisa dipercaya dan cuma kebetulan saja. Betulkah demikian ???

Sejauh pengamatan saya memang ada beberapa praktisi Tarot yang menggunakan Tarot sebagai sarana untuk meramal masa depan (dalam arti divinasi) atau bahkan meramal dalam artian fortune telling yaitu yang meyakini bahwa apapun yang terlihat dalam kartu Tarot adalah sesuatu yang pasti terjadi dan tidak bisa diikhtiarkan untuk berubah. Atau memang ada beberapa praktisi yang mengidentikkan diri seperti anggapan – anggapan di atas.

Namun sebenarnya, ada sebagian dari praktisi Tarot yang memang menggunakan Tarot sesuai dengan kaidah – kaidah baku dalam kerangka untuk pencerahan diri, konsultasi atau terapi bagi klien. Hal tersebut salah satunya dimulai oleh Mary K. Greer di awal tahun 1980 – an dalam bukunya Tarot for Your Self, Arthur Rosengarten, Ph.D melalui buku Tarot and Psychology, spectrums of possibility, kemudian diikuti oleh praktisi psikolog, terapis, konsultan profesional yang bermula dari Amerika Serikat, Eropa dan sekarang telah mendunia.

Saya melihat dan mengkorelasikan tentang Tarot Psikologi yang memang sebenarnya hal yang alamiah serta ilmiah, khususnya dikaji dalam bidang keilmuan Psikologi. Selain itu, spirit yang dibawa dalam catatan ini adalah Tarot yang digunakan sebagai sarana berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar. Sehingga Tarot dapat digunakan sebagai sarana konsultasi, terapi atau membantu untuk mendapatkan pencerahan diri dari pikiran bawah sadarnya. dimana pada akhirnya bisa dilakukan terapan Hypnosis sebagai bagian aplikasi bawah sadar ketika diketahui problematika masalah pribadi melalui ‘pembacaan Tarot.

Dalam catatan ini, saya menafikkan Tarot digunakan untuk meramal, seperti pemberian sugesti : “setelah ini kamu akan…” atau “ hati-hati kamu akan mendapat malapetaka ....” atau sebuah ramalan masa depan yang pasti terjadi dan klien hanya menunggu masa itu terjadi. ‘Ramalan’ hanyalah akibat dari sebuah sebab dalam dinamika pikiran bawah sadar. Sehingga, saya berkeyakinan bahwa masa depan masih bisa berubah, sepanjang seseorang mau merubah dirinya sendirinya, khususnya dari ketidak-sadarannya yang mempengaruhi 88% dari sikap dan perilakunya (Erickson).

Manusia sebenarnya saling terhubung, itulah yang mendasari konsep kerja Tarot. Seorang filosufi Islam abad pertengahan bernama Averroes (1128-1198) menulis bahwa meskipun kita memiliki raga yang terpisah, pikiran kita tidaklah terpisah. Ia meyakini bahwa kita ini “menyerupai sebuah tumbuhan air yang batang-batangnya menyembul ke permukaan, namun menyatu pada akar tunggal utama di bawah air.” Bahkan ilmu pengetahuan sekarangpun dalam fisika kuantum mulai menyingkap bahwa sebenarnya kita dan alam semesta merupakan satu – kesatuan, yang saling terhubung. Sehingga mulai diungkap bahwa sebenarnya setiap benda saling bervibrasi dan beresonansi, serta semua diatur dalam hukum saling tarik menarik (Law of Attraction).

Begitu pula oleh pakar Psikologi Carl Gustav Jung (1875 – 1959) menyatakan bahwa setiap manusia memiliki ketidak-sadaran kolektif, dimana melalui hal itulah manusia saling terhubung satu sama lain. Ketidak-sadaran kolektif memuat nilai, gagasan atau kebijaksanaan yang bersifat universal,yang diturunkan dari generasi ke generasi. Dan melalui inilah budaya – budaya jaman dahulu serta seseorang mengakses alam semesta terhadap kebijaksanaan universal. Sehingga ketika kartu Tarot yang terbuka sesuai dengan keadaan klien, hal itu merupakan ‘kebetulan yang bukan kebetulan’ yang oleh Jung diungkapkan sebagai synchronity atau sinkronitas bahwa segala sesuatu saling berhubungan dengan sesuatu yang lain, yang terkoneksi dengan ketidak-sadaran kolektif.

Kita (manusia) adalah sistem yang selalu menunjukkan ketidak-seimbangan hidup dan sistem disipatif adalah mereka yang mampu mempertahankan identitas diri kita, hanya karena kita mau terbuka untuk menerima aliran energi, materi atau informasi dari lingkungan kita sendiri. Dan tidak hanya tubuh kita yang memiliki sistem disipatif, tapi jiwa kita juga. Ego, yang ditunjuk oleh Jung sebagai ego kompleks, karena berbagai komponen dan proses terbentuk dengan sendirinya, ia juga mengajarkan bahwa ego merupakan hal kompleks yang ada di dalam jiwa. "Jiwa adalah sebuah sistem yang mengatur diri sendiri yang menjaga keseimbangannya sama seperti tubuh ini" (Jung, 1954/1985). Dengan asumsi jiwa menjadi sistem dinamik yang kompleks, serta sistem disipatif, kita bisa melihat melalui lensa pengetahuan modern.

(Misalnya) Karakter ‘Kekacauan’, sebagai sebuah pola dasar, sangat dikenal di Tarot, dimana diproyeksikan pada simbol gambar Menara (Arcana Mayor – XVI ). Inilah kartu yang merupakan transformasi dimana Jung mengajarkan bahwa kita dapat menjadi sadar akan isi bawah sadar dalam jiwa kita dengan memeriksa simbol-simbol yang datang kepada kita dalam mimpi kita sendiri. Dimana pada kartu ‘Menara’ banyak detail simbol-simbol tipikal dalam Simbol tentang Transformasi.

Demikian juga dengan 22 kartu Arcana Mayor lainnya, yang representasi simbol-simbol gambar berbagai kekuatan kosmik seperti Kematian, Keadilan, Kekuatan, dan seterusnya, juga mengandung simbolisme tipikal. Sedangkan 56 kartu Arcana Minor yang terdiri 16 tipe kartu kerajaan / pengadilan (Raja, Ratu, Perwira dan Pembantu) dan 40 kartu sisanya, dimana semua kartu jenis Arcana Minor membagi menjadi 4 elemen (pedang, koin, tongkat dan piala) adalah sebuah terminalogi yang merupakan sebuah pelajaran, peluang, hubungan, konflik, kondisi, aksi dan mampu mewakili dinamika peristiwa dalam diri kita.

Dengan demikian Jung menganggap bahwa psike manusia memiliki lapisan-lapisan, dan proses mengintegrasikan lapisan-lapisan tersebut dilakukan melalui perluasan tingkat kesadaran dan Jung menyebutnya sebagai layers of psyche function karena adanya energi pada setiap lapisan. Energi-energi tersebut mengekespresikan dirinya dalam sebuah mode karakteristik dari berfungsinya kepribadian. Maka Jung mengidentifikasikan lapisan-lapisan dari fungsi ini dalam tipologi Tarot sebagai:

• Elemen Piala = Merasa / feeling
• Elemen Pedang = Berpikir / thinking
• Elemen Koin = Sensasi / sensation
• Element Tongkat = Intuisi / intuiting


tipologi Jung pada 4 elemen arcana minor

Ketidak-sadaran kolektif memuat archetype yang memuat tentang tema, karakter atau kecenderungan seseorang dalam mempersepsi pengalaman, menggambarkan kebutuhan serta bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut. Pada archetype memuat persona, anima – animus, self dan shadow, yang kesemuanya mewakili dari ketidak-sadaran manusia. Dan kartu Tarot merupakan sistem simbol yang merepresentasikan dari archetype yang mewakili isi ketidak-sadaran manusia. Seperti misalnya figur Ibu digambarkan sebagai ratu, figure ayah digambarkan sebagai raja, kebijaksanaan digambarkan sebagai ahli tafsir agama, pengorbanan digambarkan sebagai laki-laki tergantung, keseimbangan digambarkan di kartu Kesederhanaan dan seterusnya. Semuanya merupakan bagian dari archetype manusia, yang bersifat universal.

Sehingga tidak heran bila kartu Tarot dapat digunakan untuk mengungkap dari isi ketidak-sadaran manusia. Terapis atau konselor dapat melihat tingkat kesadaran klien, dari self, higher self menuju ke spiritual self dalam rangka menuju keutuhan diri. Disamping itu, terapis atau konselor juga dapat melihat bagaimana dinamika yang terjadi dalam pikiran bawah sadar, yang selanjutnya dapat melihat pola sebab akibat dalam pikiran bawah sadar klien. Terapis atau konselor dapat melihat pola – pola dalam pikiran bawah sadarnya dalam mempersepsi dan merespon sesuatu yang dapat menghasilkan akibat tertentu. Banyak orang yang mengartikan akibat tersebut merupakan ramalan yang mesti terjadi, padahal tidak, dengan kartu Tarot kita dapat melihat program apa yang salah dalam pikiran bawah sadarnya, sehingga terapis / konselor dapat memberi kesadaran baru dalam ketidak-sadarannya, sehingga menghasilkan out put atau akibat atau masa depan yang berbeda menjadi lebih baik.

Sebagai Mind Therapist, saya banyak melihat dalam pembahasan terutama pada Arcana Mayor sebuah gambaran dari campuran psikoterapi pendekatan gestalt, client centre dan Jung, dimana pada kartu-kartu ini, klien mendapatkan suatu penyadaran universal-spiritual (spiritual guidance -bentuk instuisi kekuatan dan arah intuisi) serta adanya Yang Mahakuasa. Alam semesta bekerja berdasarkan hukum energi dan berinteraksi saling mempengaruhi semua mahluk di alam semesta, dan kita mendeteksinya melalui pikiran bawah sadar yang peka.

Saya telah menuangkan kolaborasi metode Tarot Pikologi dan script hypnosis, sehingga dapat melengkapi dan menindak-lanjuti ketika terapis atau konselor telah mengetahui dan mengevaluasi bersama program pikiran yang salah dalam ketidak-sadarannya. Teknik hypnosis terbukti efektif untuk mereprogramming pikiran bawah sadar manusia menjadi lebih baik, sehingga nantinya out put yang dihasilkan juga lebih baik.

Dengan kartu Tarot, kita dapat melihat dinamika ketidak-sadaran seseorang yang selanjutnya dapat ditindak-lanjuti dengan teknik serta script sugesti hypnosis yang sesuai dengan keadaan bawah sadarnya. Selain itu, semoga catatan ini menjadi penting bagi orang – orang yang ingin mencerahkan dirinya untuk semakin lebih baik, bahkan sebagai sarana komunikasi dengan pikiran bawah sadar di segala bidang kehidupan masing-masing. Salam

Jogjakarta, 13 Juni 2010




Hisyam A Fachri
Mind Therapist JASA PSIKOLOGI INDONESIA / JASPI
Praktisi Tarot Psikologi & Founder Klub Tarot Psikologi - Tarot Nusantara
Penulis buku Tarot Psikologi, menemukan jati diri, konseling dan hypnosis terapan
Penulis buku The Real Art of Tarot, seni membaca pikiran dengan kartu
Penulis buku The Real Art of Hypnosis, kolaborasi hypnosis Timur – Barat
Pemecah Rekor MURI atas kemampuan membaca pikiran terlama


Tarot psikologi on line : http://subconscio.com/

Tidak ada komentar: