Indah widias wanti

Kamis, 08 April 2010

Patah hati Tubuhpun ikut merana






Masih ingat saat-saat Anda putus cinta? Wah, rasanya dunia mau runtuh dalam sekejap. Tak hanya membuat jiwa babak belur, patah hati turut mengguncang keseimbangan sistem tubuh. Bila perubahan dideteksi lebih awal, mungkin Anda bisa mengendalikan diri dalam masa-masa menyakitkan itu. Penasaran? Intip catatan harian Sandra (28), asisten manajer keuangan, yang setahun lalu mengalami patah hati. Catatan ini disertai pula dengan analisis dokter berikut cara-cara mengendalikannya.

5 MENIT PERTAMA SETELAH PUTUS:
Aku dan David sudah lima tahun berpacaran. Setelah dipindahtugaskan ke Australia, ia berubah. Tiba-tiba ia mengucapkan kata ‘putus’. Saat itu, tubuhku mendadak kaku. Aku hanya diam mematung..

Apa yang terjadi?
Tubuh yang tak bisa digerakkan diakibatkan adanya blocking pada fungsi otak. Otak jadi ‘terkunci’ dan tidak bekerja semestinya. Sistem saraf motorik yang mengatur pergerakan anggota tubuh pun ikut terkunci. Menurut dr Irmansyah, SpKJ (K), Ketua Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, respons seseorang menghadapi putus cinta akan berbeda, tergantung kepribadian, intensitas hubungan, dan lain-lain. “Orang introver cenderung diam mematung, dan mereka yang ekstrover cenderung lebih histeris“

Bagaimana mengatasinya?
Tak perlu cemas, karena kondisi diam mematung itu hanya terjadi beberapa saat saja. Kepanikan justru membuat stres meningkat. Sisi positifnya, dengan berdiam diri, Anda terhindar melakukan hal-hal merugikan diri sendiri.

30 MENIT KEMUDIAN
Tak tahan menanggung kesedihan, akhirnya aku curhat pada Tania, sahabatku. Namun, mendadak jantungku berdebar kencang dan napas jadi tersengal-sengal.

Apa yang terjadi?
Tubuh memang ahli menerjemahkan kondisi pikiran. Kondisi stres akibat patah hati diterjemahkan sebagai keadaan mengancam. Karenanya, HPA (Hypothalamic-Pituitary-Adrenal) Axis, yang mengatur pengeluaran hormon dalam tubuh, melepaskan hormon stres, yakni hormon kortisol, dalam jumlah besar. Hormon ini mempersiapkan tubuh tetap bersiaga. Kondisi itu meningkatakan gula darah dan mempercepat metabolisme. Untuk mendukung peningkatan proses ini, paru-paru menyempit dan berkontraksi lebih cepat. Demikian juga jantung, akan berdetak lebih cepat.

Bagaimana mengatasinya?
Atur napas dengan melakukan peregangan. “Lakukan relaksasi bila jantung berdetak kencang dan napas tersengal. Tenangkan diri dengan mendengarkan musik yang lembut,“ saran dr. Irmansyah.

MALAM HARI...
Aku tak bisa tidur. Kepala terasa berat dan pusing. Aku menangis sepanjang hari. Leher dan bahu pun sakit.

Apa yang terjadi?
Tidak bisa tidur merupakan respon umum akibat meningkatnya hormon kortisol yang membuat tubuh tegang. Saat patah hati, pembuluh darah mengerut dan melebar melebihi keadaan normal. Kondisi ini menyebabkan kepala terasa berat dan pusing, yang juga bisa disebabkan lelahnya otot-otot mata karena menangis. Sakit pada leher dan bahu disebabkan meningkatnya aktivitas saraf dalam tubuh.

Bagaimana mengatasinya?
Kunci utama agar dapat tertidur adalah relaks. Karena itu, lakukan relaksasi. Konsumsi makanan yang memberi efek menenangkan sebelum tidur, seperti susu dan pisang. “Hindari alkohol karena akan mengacaukan sistem keseimbangan tubuh,” papar dr. Irmansyah.

SATU MINGGU KEMUDIAN
Patah hati ini belum juga hilang. Aku jadi tak berselera makan, sulit menelan, dan susah buang air besar.

Apa yang terjadi?
Pada beberapa orang, stres akibat patah hati tak jarang memadamkan nafsu makan. Produksi air liur berkurang dan menyebabkan kesulitan menelan. Di dalam tubuh setiap orang terdapat bagian yang paling rentan mengalami sakit saat stres, yang dinamakan lokus minoris resistensi. Umumnya, lokus minoris resistensi ada pada sistem pencernaan (gastro intestinal), yang menyebabkan gangguan maag, mual, sembelit, atau diare saat stres.

Bagaimana mengatasinya?
Meski tak berselera makan, cobalah melawannya. Konsumsi makanan yang mudah dicerna, seperti sup, telur, dan ikan. Usahakan mengonsumsi 5 porsi sayur dan buah segar dalam sehari. Perbanyak asupan vitamin C dan mineral lain guna meningkatkan imunitas tubuh. Menonton film komedi yang memancing tawa dipercaya membuat tubuh nyaman. Dengan tertawa, produksi hormon endorphin (pemberi rasa tenang) jadi terangsang.

SATU BULAN KEMUDIAN
Belakangan muncul gatal-gatal di kaki dan tanganku.Jerawat dan bercak hitam ikut nangkring di wajah. Anehnya, satu bulan ini aku belum juga menstruasi.

Apa yang terjadi?
Ketidakseimbangan hormon merupakan faktor penyebab munculnya gangguan kulit. Stres saat patah hati juga menyebabkan terganggunya produksi hormon estrogen yang memproduksi sel telur hingga siklus haid terganggu. Bila stres tak diatasi dalam jangka panjang, ovulasi bisa terhenti.

Bagaimana mengatasinya?
Cobalah mengurangi kadar gula darah untuk mengurangi kerja kelenjar adrenal dalam memproduksi hormon kortisol. Salah satunya dengan mengurangi konsumsi cokelat dan minuman berkafein serta memperbanyak konsumsi sayur dan buah. Jangan lupa melakukan olahraga yang teratur.

SATU TAHUN KEMUDIAN
Akhirnya aku berhasil mengatasi trauma patah hati. Sekarang aku dapat kembali berpikir positif dan memiliki banyak teman.

Bila seseorang berhasil melewati masa-masa sulit di kala patah hati, secara psikis hal ini akan meningkatkan kemampuannya untuk survive dalam hidup. Tubuh memang menyiapkan hal itu, yang sering disebut sebagai mekanisme fight or flight.

Penulis: C.Ruth Elisabeth

Tidak ada komentar: